UKDW Gaungkan Kerjasama Ekonomi antara Muslim dan Kristen di DIY Dengan Riset Pemberdayaan

bertajuk-Kerjasama-Ekonomi-Antara-Muslim-dan-Kristen-di-DIY

Kerjasama Ekonomi Muslim Kristen

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Magister Manajemen (MM) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) bersama dengan Overseas Ministries Study Center di Princeton Theological Seminary Amerika Serikat, Yayasan Griya Jati Rasa, dan Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa melakukan riset pemberdayaan bertajuk kerjasama ekonomi Antara Muslim dan Kristen di DIY.

Dekan Fakultas Bisnis UKDW, Dr Perminas Pangeran, M. Si mengatakan penelitian tidak hanya berfokus pada meningkatkan kinerja usaha kecil, menengah, tetapi juga mengatasi aspek lain di tengah perbedaan agama. Perbedaan agama bukan suatu hambatan, justru menjadi kekuatan untuk menggerakan ekonomi. “Selama ini orang membedakan Islam, Kristen, dan lainnya. Sehingga perlu kita gaungkan kerjasama antara Kristen dan Islam. Dengan kerjasama ini, ke depan tidak ada pesaing, tetapi mitra dalam berusaha,” katanya, Kamis (19/01/2023). 

Untuk melakukan riset tersebut UKDW mengirim Dosen Magister Manajemen UKDW, Farsijana Adeney-Risakotta, Ph.D ke Princeton Theological Seminary, Amerika Serikat untuk memperdalam agama, dan menguatkan ekonomi. “Di MM ini ada konsentrasi sosiopreneurship, harapannya tidak hanya sekedar mengejar laba saja, tetapi juga memberdayakan masyarakat. Sehingga ada dampak sosial dan ekonomi,”ujanya. 

Peneliti Utama Riset Pemberdayaan, Dosen Magister Manajemen UKDW, Farsijana Adeney-Risakotta, Ph.D menerangkan penelitian tersebut bertujuan untuk melihat bagaimana akar rumput membangun ekonomi. Menurut dia, peran agama juga penting dalam membangun ekonomi bangsa. 

“Keterlibatan umat Muslim dan agama lain penting untuk menjalin kerjasama. Dalam pengembangan pasar, agama tidak bisa dikesampingkan. Dari sisi spiritualitas, agama mengajar tentang keadilan dan lainnya, begitu juga dalam membangun ekonomi yang berkeadilan, gotong-royong,” terangnya.

Pandangan Asisten Peneliti

Menurut Asisten Peneliti, KH. Beny Susanto, M.Si menyebut selama ini sudah ada kerjasama antara Muslim dan Kristen, namun masih perlu dorongan yang lebih kuat. Meski pertumbuhan ekonomi di DIY baik, namun tingkat kemiskinan dan ketimpangan di DIY juga butuh perhatian. 

“Nah ini kan butuh panggilan iman bersama, Kristen, Muslim. Panggilan untuk membangun bangsa di aspek ekonomi. Saat ini masih ada persoalan eksklusivitas dan intoleransi. Untuk itu tidak cukup dengan toleransi, tetapi juga membangun kesejahteraan bersama,” ujar Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY tersebut. 

Ketua Majelis Jemaat Gereja Kristen Jawa Sarimulyo, Pdt. Gunawan Adi Prabowo, S.Si menambahkan dialog agama bukan hanya membangun secara teologis, tetapi juga dialog kehidupan yang menitikberatkan soal kebutuhan hidup. “Dalam doa Bapa Kami disebutkan, berilah kami rezeki secukupnya. Artinya bukan hanya kita nyadhong berkat dari atas, tetapi harus diimbangi dengan usaha, kreativitas yang justru sumbernya dari interaksi, membangun jejaring. Jejaring ini terbuka, bisa dengan berbeda keyakinan,” imbuhnya. (maw) 

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com. Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah

Berita Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *