Diskusi Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa Membangun Ekonomi Akar Rumput yang Inklusif

Menguatkan produk UKM yang berkelanjutan dan inovatif

Indonesia Menjelang Pemilu 2024

“Saya berbahagia karena “best practices” dari Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa semakin teruji dalam tahun politik Indonesia”, demikian pernyataan Beny Susanto, selaku Ketua Koperasi. Dalam pemaparannya terkait upaya kerjasama komunitas Muslim dan Kristen di Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara gotong royong membangun ekonomi bangsa, Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa telah siap berkolaborasi dengan pihak universitas untuk pengembangan produk-produk anggotanya yang berbasis keberlanjutan dan inovatif. Saat ini produk Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa telah dijual di Yogyakarta International Airport sebagai produk yang lolos kurasi tingkat propinsi. Produk-produk fashion dan kerajinan yang ditampilkan dalam rancangan desain ramah lingkungan dan berbasis budaya Jawa telah menghadirkan “branding khusus” kepada pembeli. Pemaparan Ketua Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa yang adalah juga pemimpin Pondok Pesantren Sunan Kalijaga di Bantul dilakukan dalam diskusi zoom untuk menutup bulan bakti Pancasila, 30 Juni 2023 dari jam 9-11.30 WIB.

Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa sejak tahun 2020 telah merayakan bulan bakti Pancasila dengan program perdana “Jelajah produk “fair trade” anggota koperasi konsumen Griya Jati Rasa” pada masa pandemic. Tahun 2022, Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa beraudiensi dengan Komisi A di DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengawal produk UKM dan Koperasi masuk dalam katalog propinsi untuk bisa dibelanjakan oleh anggaran pemerintah. Jadi melalui diskusi zoom, perayaan bulan bakti Pancasila 2023 yang bertemakan “dengan bergotong royong membangun peradaban bangsa dan perluasan pasar dari produk UKM yang berkelanjutan dan inovatif”, kiranya akan menguatkan Indonesia memasuki masa endemik. Diharapkan produk-produk berkualitas dari UKM-UKM akan didorong untuk mendapat sertifikasi keberlanjutan dan inovatif.

Pegerakan Dunia Menuju SDGs 2030

Diskusi zoom ini juga menghadirkan dua pembicara lainnya yaitu Dr. Perminas Pangeran selaku dekan Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana dan Farsijana Adeney-Risakotta Ph.D selaku dosen program MM Fakultas Bisnis UKDW. “Saya mengutip Hermawan Kartajaya, penulis buku “Pegerakan Dunia 2030 menuju SDGs, Generasi Z dan Metaverse” yang menunjukkan grafik swoosh 2030 terkait dengan 4 fase perekonomian dunia yang mengalami “relief”, “recovery”, “reform” dan “rise”. Indonesia secara khusus telah berhasil mengatasi masa pandemic yang mendorong pemanfaatan secara maksimal media teknologi dalam pemasaran. Kemudian sejak tahun 2021 sampai 2022, Indonesia bersama dengan negara-negara lain menjalani pemulihan ekonomi. Akan tetapi tahun 2023 sampai tahun 2025 merupakan tahun politik yang mesti dikawal oleh masyarakat sehingga segregasi ekonomi tidak terjadi sebagaimana disampaikan oleh Ketua Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa, Beny Susanto. Jadi pada tahun 2026 sampai tahun 2030 adalah masa penting untuk pemerintah terpilih bekerja sama dengan seluruh masyarakat Indonesia mencapai 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah diratifikasikan sejak keputusan Perserikatan Bangsa-bangsa pada tahun 2015 dan diikuti dengan penetapan peraturan pemerintah Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana sejak tahun 2019 telah mengawal program-program pemberdayaan dosen, mahasiswa dan dosen intra fakultas melalui program Samigaluh Tanggap Globalisasi untuk mempersiapkan UKM-UKM menyambut pembangunan lapangan udara bertaraf internasional di Kulon Progo. Hasil kolaborasinya bisa terlihat langsung dalam kerjasama yaitu penandatanganan MOU antara Universitas Kristen Duta Wacana dengan Yayasan Griya Jati Rasa. Melalui presentasi dari Ketua Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa, Beny Susanto, maka kami dari Fakultas Bisnis juga makin siap untuk bekerja sama dengan melakukan penandatangan memoradum saling pengertian untuk tindakan bersama (MOA) di antara Fakultas Bisnis dan Koperasi. Kerjasama dalam tingkat tindakan akan memberikan perhatian utama terhadap tata kelola organisasi ekonomi akar rumput seperti koperasi yang mengedepankan kerjasama ekonomi lintas agama di tiga areal pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan, ekonomi dan sosial.

Riset dan Pengabdian Dosen untuk UKM

Sementara Farsijana Adeney-Risakotta memfokuskan pemaparannya pada hubungan antara riset dan pengabdian dosen dalam upaya bekerja bersama dengan UKM untuk menguatkan produk bekerlanjutan dan inovatif. “Riset atau penelitian dan pengabdian tidak hanya merupakan kegiatan yang dilakukan di lingkungan universitas. UKM-UKM yang terus bertahan, untuk meningkatkan mutu produknya juga melakukan penelitian dan pengabdian. Produk-produk UKM dihasilkan untuk menjawab kebutuhan dan persoalan masyarakat. Penelitian dilakukan oleh UKM untuk menjaga supaya produknya bisa bersaing dan mengandung nilai tambah sehingga memenuhi kesadaran bersama antara pembeli dan produser terhadap situasi lingkungan dan budaya dimana produksi dilakukan. Farsijana setuju dengan uraian baik dari Beny Susanto dan Perminas Pangeran yang mengedepankan bentuk ekonomi yang tidak sekedar mencari untung, tetapi mendorong kolaborasi antara umat beragama dari berbagai latar belakang wirausaha untuk menjadikan produksi sebagai bagian dari proses menjaga keindonesiaan. Diskusi dipandu oleh Anna Istanti selaku moderator.
*) Seorang antropolog dan Dosen MM Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana

Berita Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *